Mau Pilih Kos, Kontrakan, atau Asrama Mahasiswa? Ini yang Perlu Diperhatikan

Mau Pilih Kos, Kontrakan, atau Asrama Mahasiswa? Ini yang Perlu Diperhatikan

Ada berbagai pilihan tempat tinggal untuk para calon mahasiswa baru yang akan merantau, mulai dari kos, asrama mahasiswa, kontrakan, sampai apartemen. Fasilitas dan harganya pun tentu bermacam-macam.
Dengan pilihan hunian mahasiswa yang cukup luas ini, calon mahasiswa baru perlu pertimbangan yang matang agar nantinya mendapat kos atau asrama, maupun kontrakan yang bisa memenuhi kebutuhan sekaligus pas di kantong. Untuk itu, simak beberapa tips memilih tempat tinggal untuk para mahasiswa rantau.

Baca juga: Suku-suku di Pulau Jawa yang Perlu Siswa Tahu, Dari Badui hingga Madura

Tips Memilih Tempat Tinggal Mahasiswa

Mengutip dari laman Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) dan laman Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih kos, kontrakan, ataupun asrama mahasiswa.

1. Harga

Sebelum memilih tempat tinggal, perhatikan tarif sewa apakah sesuai dengan harga pasar. Pada umumnya, harga sewa kos atau kontrakan semakin mahal jika lokasinya lebih dekat dengan kampus. Meski perlu menyesuaikan dengan budget, jangan lupakan juga aspek fasilitas yang ditawarkan.

Segmentasi harga sewa kos/kontrakan/asrama biasanya beragam, bergantung pada tipe-tipe yang ditawarkan. Tipe-tipe kamar atau kontrakan ini berkaitan dengan fasilitas dan ukuran.

Sebagai contoh, di ITS tersedia asrama mahasiswa dalam tipe kwartet, dobel, dan single. Kamar tipe kwartet di sana dapat diisi oleh empat orang, tipe dobel bisa untuk dua orang, dan single bisa diisi oleh satu orang. Sebagai contoh, untuk asrama dengan tipe kamar dobel plus yang dipakai single, tarifnya mencapai Rp 10 juta 450 ribu per 11 bulan/orang.

2. Fasilitas

Beberapa fasilitas yang umum ditawarkan di persewaan tempat tinggal mahasiswa adalah kasur, meja, kursi, atau lemari. Namun, hal penting lain yang perlu dicermati adalah fasilitas listrik dan air.

Cari informasi terlebih dahulu mengenai kedua hal ini, utamanya perihal listrik apakah kalian dikenakan biaya tambahan per item alat elektronik. Sebab, mahasiswa biasanya membawa berbagai alat elektronik seperti rice cooker atau setrika.

3. Aspek Lingkungan Sekitar

Karena berada jauh dari orang tua, mahasiswa bisa memilih lokasi tinggal yang baik dan tentunya aman. Sebagaimana dikatakan dalam laman UMG, mahasiswa bisa memilih kos/kontrakan yang dekat dengan tempat ibadah. Sebab, lingkungan belajar bisa mempengaruhi proses perbaikan diri.

4. Keamanan Tempat Tinggal

Keamanan kos/kontrakan/asrama tidak hanya menyangkut adanya pagar, tembok, dan semacamnya. Calon mahasiswa baru juga perlu memperhatikan bagaimana tingkat kepedulian orang-orang di lingkungan sekitar.

Di samping mengandalkan petugas keamanan, kalian juga perlu memiliki kewaspadaan sendiri. Jika memungkinkan, calon mahasiswa baru bisa mencari tahu sejarah tindakan kriminal, contohnya pencurian di lingkungan tersebut.

5. Kebersihan

Aspek kebersihan biasanya menjadi tanggung jawab pribadi penyewa kamar kos/kontrakan. Meski begitu, ada juga beberapa pemilik hunian yang membebankan uang kebersihan kepada penyewa.

Jika iya, maka hal itu pengecualian. Oleh sebab itu, poin ini menjadi hal yang wajib diteliti sebelum memilih tempat tinggal.

6. Lokasi

Apabila tidak memiliki kendaraan, lebih baik calon mahasiswa baru memilih tempat tinggal yang dekat dengan lokasi kampus. Sebagai contoh, kalian bisa memilih yang lokasinya berjarak 5-10 menit dengan jalan kaki. Di sisi lain, pilihlah juga yang dekat dengan pasar, warung makanan, atau supermarket.

Itulah beberapa tips memilih kos atau kontrakan, maupun asrama mahasiswa. Pertimbangkan baik-baik ya!

Ditulis pada Universitas | Tag , , , | Tinggalkan komentar

Usia 20-an Memasuki Quarter Life Crisis, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Usia 20-an Memasuki Quarter Life Crisis, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Apakah kamu sedang pada masa transisi dari remaja menuju dewasa? Memasuki usia-20an ternyata banyak hal baru yang mulai dihadapi. Mulai dari pendidikan, karier, sosial, dan tanggung jawab individu lainnya.
Fase ini akrab disebut sebagai quarter life crisis. Umumnya, pada fase ini seseorang akan mengalami gejolak dan pertimbangan dalam membuat keputusan.

Karena quarter life crisis dialami hampir semua orang, berarti fase ini adalah hal normal dan individu tidak perlu merasa khawatir. Mereka hanya harus memikirkan dan belajar bagaimana cara melewatinya dengan tepat agar tidak menimbulkan stres berlebih dan depresi.

Apa itu Quarter Life Crisis?

Psikolog Klinis Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Azri Agustin, M.Psi., Psi, menjelaskan Quarter Life merupakan usia pada masa paruh baya yaitu 18-30 tahun.

“Pada masa transisi ini juga ada tugas perkembangan misalnya mulai mandiri, ada tugas untuk mengembangkan karier seperti dimulai dengan memilih pendidikan, menyelesaikan, dan memilih karier untuk ditekuni,” ujar Azri dikutip dari laman UGM, Jumat (3/6/2022).

Selain itu, hal paling umum juga karena adanya tuntutan dari lingkungan untuk mulai menemukan pasangan, membentuk keluarga dan diharapkan bisa mapan secara finansial

Perubahan quarter life menjadi quarter life crisis bisa terjadi kalau ada ketimpangan antara tuntutan tugas perkembangan pada masa transisi dengan kemampuan kita untuk mengatasinya.

Ciri-ciri Quarter Life Crisis

Azri mengatakan setidaknya ada beberapa ciri seseorang memiliki quarter life crisis, yakni:

1. Munculnya keraguan dengan kemampuan diri sendiri seperti bertanya “Apakah aku bisa, jangan-jangan aku gagal”.

2. Tidak termotivasi dan mulai ada kekhawatiran atau cemas terhadap masa depan.

3. Mulai kecewa dengan pencapaian yang sudah didapat.

4. Mulai mempertanyakan tujuan hidup seperti untuk apa aku hidup dan untuk apa aku dihadirkan di dunia ini.

“Kalau krisis ini terus-terusan tidak tertangani maka akan menjadi gangguan kesehatan mental yang lebih berat misal cemas atau anxiety, terlalu khawatir, dan takut. Jika kita menilai diri sendiri tidak memiliki kemampuan, tidak berharga, maka ini akan menjadi indikasi bahwa orang mempunyai depresi,” papar Azri.

Apabila seseorang yang sudah berada di tahap anxiety/cemas akan khawatir terhadap hal-hal yang dianggap menjadi sumber ancaman, akan terjadi ketegangan motorik (merasa tegang, tidak nyaman, gelisah, detak jantung meningkat), kewaspadaan yang meningkat dan penurunan konsentrasi.

Sedangkan depresi ditandai dengan tiga gejala utama yaitu murung/sedih berlebihan, hilang minat dan mudah Lelah.

“Gejala ini menetap, setiap hari ada, bangun tidur sudah merasa lelah, merasa sedih terus bahkan menangis, lalu tidak minat untuk makan, belanja, beraktivitas dan jika gelaja ini menetap sampai 2 minggu bisa dikatakan sebagai depresi,” ujarnya.

Cara Mengatasi Quarter Life Crisis

Karena quarter life crisis merupakan hal yang lumrah, maka untuk mengatasinya Azri dan dosen Ilmu Kedokteran Jiwa FK KMK UGM, dr. Ronny Tri Wirasto, Sp. KJ memberikan tips, di antaranya:

1. Fokus dan bentuklah komunikasi

Bentuk komunikasi antara harapan, kendala dengan orang di sekitar. Karena obat terbaik adalah obat yang tersedia

2. Optimalkan hubungan dengan orang terdekat

Penting untuk mendekatkan hubungan dengan orang tua, teman, dosen, dan orang-orang yang bisa diakses untuk memetakan, memberikan fakta objektif tentang dirimu.

3. Jangan ragu untuk membantu bantuan psikolog atau profesional

Untuk menguraikan pikiran, tidak perlu menunggu masalahnya menjadi rumit untuk mendatangi psikolog.

Baca juga: Astronomi ITB Jadi Jurusan Langka di Indonesia, Seperti Apa Prospek Kerjanya?

4. Prioritaskan hal-hal yang besar terlebih dahulu

Misal keluarga, teman, dan sebagainya.

5. Selektif untuk menghilangkan hal yang kurang penting

Jangan biarkan kita mengisi hidup kita dengan sesuatu yang tidak penting dan tidak terikat dengan kehidupan, jika mengisinya dengan hal-hal yang tidak penting maka kita akan kehilangan arti kehidupan itu sendiri.

Terakhir, untuk bisa mengatasi fase quarter life crisis, setiap individu harus terus membangun kesadaran bahwa fase ini hanya harus dilewati dan dihadapi. Jadi, fokuslah dengan apa yang bisa dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Ditulis pada Pendidikan | Tag , , , | Tinggalkan komentar

Suku-suku di Pulau Jawa yang Perlu Siswa Tahu, Dari Badui hingga Madura

Suku-suku di Pulau Jawa yang Perlu Siswa Tahu, Dari Badui hingga Madura

Pulau Jawa memiliki jumlah populasi penduduk terbesar dan menjadi titik nadi dari sistem sosial, ekonomi, dan pemerintahan di Indonesia. Oleh karena itu, terdapat berbagai suku-suku di pulau Jawa yang membentang dari ujung timur hingga barat.
Secara administratif, pulau Jawa dibagi menjadi enam provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta. Di enam provinsi ini tersebar berbagai suku yang saling hidup rukun dan harmonis selama berabad-abad.

Roda industrialisasi, teknologi yang masif, gedung-gedung pencakar langit, hingga kantor-kantor pemerintah terletak di pulau Jawa. Tidak hanya itu, hal ini juga diiringi dengan modernisasi di berbagai sektor yang cenderung lebih maju dari pada pulau-pulau lain di Indonesia.

Suku-Suku di Pulau Jawa

Dengan luas 128.793 km2, maka suku-suku di pulau Jawa juga sangat beraneka ragam dan memiliki ciri khas dari segi adat istiadatnya. Berikut adalah beberapa suku-suku di pulau Jawa:

1. Suku Jawa

Tahukah kamu jika suku Jawa merupakan suku dengan populasi terbesar di Indonesia. Di mana suku Jawa tersebar di berbagai daerah, mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, hingga Banten.

Bahkan menurut Badan Pusat Statistik, suku Jawa memiliki total populasi yang signifikan yakni 95.217.022 jiwa. Secara historis, suku Jawa juga menjadi titik sentrum di masa kerajaan, penjajahan, kemerdekaan, hingga pasca kemerdekaan.

Dalam konteks antropologis, suku Jawa dianggap memiliki budaya yang menonjolkan sisi keseimbangan, keselarasan, dan keserasian dalam kehidupan. Ada beberapa budaya Jawa yang terkenal, seperti wayang kulit, keris, batik, gamelan, dan kesenian-kesenian lainnya.

2. Suku Sunda

Sama halnya dengan suku Jawa, suku Sunda juga menjadi bagian etnis yang cukup besar dan berdiaspora di wilayah barat pulau Jawa. Daerah sebarannya mulai dari Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan di pesisir Jawa Tengah.

Dalam kacamata antropologis, suku Sunda terkenal akan sifatnya yang sopan, riang, ramah, dan bersahaja. Hal ini juga tampak dari tutur bahasa Sunda yang lemah lembut dan halus saat berkomunikasi dengan orang lain.

Suku Sunda juga terkenal akan keseniannya yang bahkan sudah ikut membawa nama negara di kancah internasional, seperti ada tari jaipongan, tari merak, dan tari topeng. Ada juga wayang golek yang sering ditampilkan dalam seni teater dengan jalan cerita yang sarat akan filosofi hidup.

3. Suku Tengger

Suku Tengger tinggal di wilayah pegunungan di tengah provinsi Jawa Timur, yaitu di kawasan Bromo dan Semeru. Untuk saat ini, suku Tengger bermigrasi di beberapa kota di Jawa Timur, seperti Pasuruan, Malang, Probolinggo, hingga Lumajang.

Ada yang unik dari tradisi suku Tengger dan sangat otentik dari segi kepercayaan dengan mengadakan upacara “yadha kasada” atau “kasodo”. Upacara ini dilakukan untuk memberikan persembahan sesajen kepada Sang Hyang Widhi sebagai perwujudan dari Batara Brama.

Sangat banyak sekali upacara-upacara yang dilakukan oleh suku Tengger, antara lain entas-entas, tugel kuncung, walagara, mayu desa, pujan kapat, pujang kawolu, dan lain sebagainya. Diperkirakan, saat ini jumlah suku Tengger sekitar 500.000 jiwa yang tersebar di berbagai wilayah.

4. Suku Bawean

Suku-suku di pulau Jawa sleanjutnya adalah suku Bawean. Suku Bawean merupakan salah satu suku dengan jumlah populasi kecil yang meninggali satu pulau bernama Bawean (pulau Bawean). Pulau Bawean terletak di 120 km dari utara kota Gresik Jawa Timur.

Secara genealogis, suku Bawean merupakan percampuran antara suku-suku lain di Indonesia, yakni Melayu, Jawa, Bugis, Banjar, dan Madura. Suku yang mayoritas beragama Islam ini memiliki beberapa kebudayaan dan adat istiadat, misalnya kercengan, cukur jambul, pencak bawean, hingga dikker.

Saat ini, populasi dari suku Bawean berkisar di angka 107.000 jiwa yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Suku ini juga terkenal akan budaya “rantau” nya yang sudah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu.

5. Suku Betawi

Apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar suku Betawi? Ya benar sekali, kota Jakarta. Suku Betawi merupakan kumpulan etnis yang meninggali wilayah di kota Jakarta dan sekitarnya. Dalam kacamata ilmu genealogi, suku Betawi memiliki keturunan dari para penduduk yang tinggal di Batavia pada abad ke-17.

Risiko Jakarta sebagai ibu kota dan pusat sosial-ekonomi di Indonesia, maka banyak para pendatang yang secara implisit menggerus eksistensi suku Betawi di Jakarta. Oleh karena itu, didirikan sebuah cagar budaya bernama Situ Babakan untuk menjaga keabsahan kultur dari suku Betawi.

Data Badan Pusat Statistik menjelaskan jika ada 6.809.968 orang dari suku Betawi di Indonesia. Suku Betawi memiliki budaya seni yang tinggi, contohnya ada seni gambang kromong, lenong, rebana tanjidor, hingga keroncong.

6. Suku Badui

Beralih ke suku yang masih otentik dan tradisional di pulau Jawa yaitu suku Badui. Suku Badui ini tinggal di daerah pedalaman provinsi Banten dan cukup sulit untuk terjamah dari dunia luar. Sehingga modernisasi dan teknologi sama sekali ditutup aksesnya oleh para kepala suku Badui.

Diperkirakan, saat ini suku Badui memiliki populasi 26.000 jiwa dan mayoritas beragama Sunda Wiwitan. Apa itu Sunda Wiwitan? Agama ini merupakan sistem kepercayaan dari suku Badui untuk melakukan pemujaan terhadap kekuatan metafisik dan kekuatan alam.

Baca juga: Presiden-Presiden RI yang Lahir pada Bulan Juni, Siapa Saja?

7. Suku Madura

Suku Madura merupakan salah satu suku dengan jumlah populasi yang besar di Indonesia, yakni sekitar 7.000.000 jiwa. Melihat dari namanya, suku ini meninggali pulau Madura di provinsi Jawa Timur dan beberapa pulau kecil lain di sekitarnya.

Adat Islam di suku Madura cukup kental dan terasa di berbagai struktur pendidikan. Karena hampir seluruh suku Madura beragama Islam, maka juga diikuti oleh berdirinya sekolah atau pondok pesantren di pulau Madura.

Selain itu, suku Madura juga dikenal sebagai orang yang memiliki etos kerja tinggi dan suka merantau ke daerah-daerah lain di Indonesia. Profesi umum dari suku Madura adalah pedagang, jual beli besi tua, dan ustaz (guru).

Terdapat berbagai suku-suku di pulau Jawa selain yang dijelaskan di atas, di antaranya suku Osing, suku Samin, suku Banten, suku Cirebon, dan suku Bagelen.

Ditulis pada Pendidikan | Tag , , | Tinggalkan komentar

Astronomi ITB Jadi Jurusan Langka di Indonesia, Seperti Apa Prospek Kerjanya?

Astronomi ITB Jadi Jurusan Langka di Indonesia, Seperti Apa Prospek Kerjanya?

Jurusan Astronomi menjadi salah satu jurusan kuliah yang langka di Indonesia dan hanya ada di Institut Teknologi Bandung (ITB). Jurusan Astronomi adalah ilmu yang mempelajari tentang benda-benda langit. Bagaimana prospek kerja setelah lulus?
Secara garis besar, mahasiswa Astronomi akan memakai ilmu matematika dan fisika agar segala peristiwa yang terjadi di ruang angkasa tidak hanya dapat diamati tapi juga dapat dimengerti dan dimodelkan.

Selain matematika dan fisika, pengembangan perangkat lunak, pemrograman, analisis model, dan statistika juga digunakan dan dilakukan di sini.

Apa Saja yang Ilmu yang Dipelajari?

Mengutip laman resmi ITB, program studi Astronomi sendiri terdiri atas tiga bidang keahlian yaitu Tata Surya, Fisika Bintang, serta Galaksi dan Kosmologi.

Pada proses perkuliahannya, mahasiswa akan mendapatkan banyak ilmu yang menarik, di antaranya:

– Kuliah Lintasan Satelit yang lebih mengarah pada Astronautika

– Pengantar Instrumentasi Astronomi yang memperkenalkan kemajuan teknologi instrumentasi dalam Astronomi

– Sistem Kalender yang nantinya dapat digunakan juga untuk penentuan hilal, yaitu penentuan awal bulan pada sistem penanggalan Islam

– Bidang Tata Surya seperti planet, asteroid, planet kerdil, dan lain-lain

– Bidang Fisika Bintang kita mempelajari evolusi bintang, bagaimana bintang terbentuk dari lahir hingga mati, serta bagaimana spektrum bintang

– Galaksi dan Kosmologi mencakup komposisi dan bentuk galaksi, materi antar bintang, quark hingga pengembangan alam semesta.

Didukung oleh Laboratorium Bosscha

Menariknya, proses perkuliahan di Astronomi ITB juga didukung oleh keberadaan Observatorium Bosscha sebagai laboratorium Astronomi yang sudah berdiri sejak 1928.

Laboratorium bagi mahasiswa Astronomi sendiri sebenarnya adalah ruang angkasa yang tak terbatas dan tak terjamah tangan. Dari situ kita bisa menurunkan data yang tadinya hanya bisa diamati menjadi bisa dihitung.

Prospek Kerja Jurusan Astronomi:

1. Bidang penelitian

Dengan adanya jaringan SEAN (South East Asia Networking) di Asia Tenggara, negara-negara menjadi semakin sadar akan pentingnya Astronomi. Dipercaya bahwa Indonesia akan menjadi pusat SDM untuk jaringan ini karena Astronomi ITB masih merupakan satu-satunya pendidikan formal ilmu Astronomi di Asia Tenggara.

2. Bidang pengajaran

Sama halnya dengan jurusan lain, lulusan Astronomi juga bisa menjadi tenaga pengajar terampil yang dapat meningkatkan minat siswanya untuk mempelajari sains.

Baca juga: Mengenal Kota Ende Tempat Pengasingan Bung Karno, Ada di Mana?

3. Media

Sarjana Astronomi dapat menjadi penulis kolom dan editor pada majah-majalah maupun jurnal sains, serta menyampaikan konsep-konsep sains dengan cara yang kreatif.

4. Bidang lain

Selain bidang-bidang di atas, lulusan Astronomi juga dapat berkecimpung di bidang-bidang lain misalnya sebagai analis sistem pengembang perangkat lunak.

Nah, itulah informasi seputar jurusan Astronomi yang langka di Indonesia dan hanya ada di ITB. Apakah Sobat tertarik?

Ditulis pada Pendidikan, Universitas | Tag , , | Tinggalkan komentar

Presiden-Presiden RI yang Lahir pada Bulan Juni, Siapa Saja?

Presiden-Presiden RI yang Lahir pada Bulan Juni, Siapa Saja?

Bulan Juni adalah bulan kelahiran beberapa Presiden Republik Indonesia. Bahkan, bulan ini juga diperingati sebagai bulan Bung Karno, sebab memiliki tanggal-tanggal yang lekat dengan kehidupannya.
Nah, agar tahu siapa saja Presiden RI yang berulang tahun di bulan ini, yuk intip sedikit kisah mereka.

Presiden Indonesia yang Lahir Bulan Juni

1. Soekarno

Presiden pertama Indonesia, Bung Karno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 dan meninggal pada 21 Juni 1970. Orang tua Soekarno adalah Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai.

Mengutip dari laman Arsip Nasional RI, saat masih SD sampai tamat, dia tinggal di Surabaya dengan indekos di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto. Lalu, Soekarno melanjutkan pendidikan di HBS (Hoogere Burger School) dan THS (Technische Hoogeschool) yang sekarang merupakan ITB.

Proklamator kemerdekaan RI itu adalah sosok yang telah mengemukakan gagasan dasar negara yang ia sebut sebagai Pancasila pada 1 Juni 1945.

2. Soeharto

Presiden kedua Indonesia juga lahir di bulan Juni, tepatnya tanggal 8 Juni 1921. Dia lahir di Kemusuk, Yogyakarta dari pasangan Kertosudiro dan Sukirah. Soeharto masuk sekolah saat ia berumur delapan tahun. Kendati begitu, dia kerap pindah.

Awalnya, Soeharto sekolah di SD Puluhan, Godean. Kemudian, dia pindah ke SD Pedes. Soeharto lantas pindah lagi ke Wuryantoro dan dititipkan ke adik perempuan ayahnya.

Semasa pendidikan, dia pernah menjadi prajurit teladan pada tahun 1941 di Sekolah Bintara, di Gombong, Jawa Tengah. Soeharto resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945.

3. Bacharuddin Jusuf Habibie

Presiden ketiga RI lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan pada 25 Juni 1936. Orang tuanya adalah Alwi Abdul jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Anak keempat dari delapan bersaudara ini mempunyai kegemaran mengunggang kuda.

Ayah Habibie meninggal pada 3 September 1950 karena serangan jantung. Setelah itu, dia pindah ke Bandung dan sekolah di Gouvernments Middlebare School. Kecemerlangan Habibie mulai tampak ketika dia SMA, utamanya pada pelajaran eksakta.

Setelah rampung SMA di Bandung tahun 1954, dia masuk ke Universitas Indonesia di Bandung yang sekarang adalah ITB. Habibie memperoleh gelar diploma dari Technische Hochschule Jerman tahun 1960 dan gelar doktor dari tempat yang sama tahun 1965. Tahun 1967, dia dikukuhkan sebagai Profesor Kehormatan (Guru Besar) oleh ITB.

4. Joko Widodo

Presiden Joko Widodo (Jokowi) lahir pada tanggal 21 Juni 1961, di Rumah Sakit Brayat Minulyo, Solo. Sesaat setelah lahir, orang tuanya membawanya tinggal di Srambatan.

Mereka kemudian pindah dan mengontrak di kawasan Dawung Kidul, bantaran Kali Premulung. Semasa masih di sini, dia sempat sekolah di TK Siwi Peni, Balapan.

Tak lama kemudian, ayah Jokowi terpaksa membawa serta anak-anak dan istrinya menetap sebagai penghuni liar di pasar kayu dan bambu Gilingan yang lokasinya di selatan bantaran Kali Anyar.

Mengutip dari buku Jokowi: Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker olej Yon Thayrun, Jokowi menempuh pendidikan di SD Tirtoyoso, Tirtonadi pada tahun 1969. Dia terbilang cerdas dan selalu juara kelas.

Namun, sewaktu kelas IV SD, dia serta tiga saudara perempuan dan orang tuanya pindah rumah karena digusur Pemerintah Kota Surakarta. Mereka kemudian tinggal di rumah pakdenya, Miyono di daerah Gondang.

Baca juga: Catat Libur Panjang 2022 dengan Lihat Kalender Akademik Ini

Setelah lulus SD tahun 1974, Jokowi melanjutkan sekolah di SMPN 1 Surakarta. Semasa masih muda, dia mengimpikan masuk ke SMAN 1 Surakarta, meski kemudian harus bersekolah di SMAN 6 Surakarta.

Setelah lulus pada tahun 1980, Jokowi melanjutkan kuliah di jurusan Teknologi Kayu, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM). Dia mengambil jurusan ini karena sejak kecil memang lekat dengan dunia kayu.

Biaya kuliah Jokowi didukung oleh beberapa pihak, yaitu Pakde Miyono, nenek dari keluarga ibunya, dan orang tuanya. Di Yogyakarta, Presiden yang akan segera berulang tahun pada bulan Juni ini indekos di beberapa tempat, salah satunya di Baciro, Sagan, Jakal kilometer 7.

Ditulis pada Pendidikan | Tag , , , | Tinggalkan komentar

Mengenal Kota Ende Tempat Pengasingan Bung Karno, Ada di Mana?

Mengenal Kota Ende Tempat Pengasingan Bung Karno, Ada di Mana?

Presiden RI Joko Widodo memimpin upacara Hari Lahir Pancasila di Kota Ende, NTT dan juga mengenakan pakaian khas adatnya. Baju adat yang dipakai Jokowi disebut dengan Ragi Lambu-Luka Lesu.
Kota Ende bukanlah kota sembarangan mengingat sejarah panjang dengan Presiden RI pertama yaitu Soekarno. Pulau ini juga menjadi saksi sejarah tempat pengasingan Soekarno.

Pengasingan Bung Karno di Ende

Bung Karno diasingkan dari orang-orang, teman-teman seperjuangannya, dan keluarganya selama hampir lima tahun yaitu sejak tanggal 14 Januari 1934 sampai 18 Oktober 1938. Ia diasingkan oleh pemerintah Belanda, alasannya karena Bung Karno merupakan tokoh yang secara terus terang memperjuangkan kemerdekaan daerah jajahan Belanda.

Bung Karno sempat dijauhi oleh masyarakat setempat karena takut terhadap pemerintah Belanda. Walaupun diasingkan, ada beberapa tempat atau taman yang digunakan Bung Karno untuk melakukan berbagai kegiatan selama di pengasingannya di Kota Ende.

Beberapa kegiatan yang dilakukannya adalah membentuk Sandiwara/Toneel Kalimutu, berdagang, dan berkorespondensi dengan teman-teman seperjuangannya di Jawa.

Tentang Kota Ende

Melansir dari laman Kemdikbud ada beberapa situs bersejarah bagi Bung Karno selama di Kota Ende yaitu pelabuhan, pos militer, rumah pengasingan, taman, Masjid, Katedral, rumah Pastoran, gedung pertunjukan, toko Dee Leew, dan makam Bu Amsi.

Ende merupakan Kota yang terletak di tengah-tengah pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia. Di wilayah kabupaten ini terdapat dua suku yang mendiami wilayah itu yaitu suku Ende dan Lio.

Suku Lio biasa bermukim di daerah pegunungan yang berada di sekitar wilayah utara Kabupaten Ende. Sedangkan suku Ende bermukim di daerah pesisir yaitu di bagian selatan Kabupaten Ende.

Kebudayaan kedua suku ini hampir sama, yang membedakannya adalah hasil percampuran kebudayaan atau akulturasi. Budaya suku Lio perpaduan suku asli dengan ajaran Kristen Katolik yang dibawa oleh Belanda.

Baca juga: Sejarah Hari Lahir Pancasila yang Diperingati 1 Juni, Bermula dari BPUPKI

Sedangkan budaya suku Ende merupakan perpaduan budaya asli daerah Ende dengan budaya Islam yang dibawa oleh pedagang-pedagang dari Makasar, Sulawesi.

Sebelum menjadi kota bersejarah, Ende adalah kota terpencil, sebagian kecil dari belahan timur di Indonesia yang kurang mendapatkan perhatian. Setelah kedatangan Bung Karno, kota Ende menjadi kota bersejarah.

Ditulis pada Pendidikan | Tag , , , | Tinggalkan komentar

Catat Libur Panjang 2022 dengan Lihat Kalender Akademik Ini

Catat Libur Panjang 2022 dengan Lihat Kalender Akademik Ini

Semester genap tahun ajaran 2021/2022 segera berakhir. Selepas penyerahan rapor, siswa akan memasuki libur panjang akhir semester atau kenaikan kelas.
Jadwal libur sekolah ini tertuang dalam kalender akademik yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan setempat. Mayoritas satuan pendidikan akan melakukan penilaian akhir semester pada pekan kedua dan ketiga bulan Juni 2022.

Di wilayah DKI Jakarta, merujuk pada Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 531 Tahun 2021 tentang Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2021/2022, penilaian akhir semester genap akan berlangsung pada 13-17 Juni 2022 mendatang.

Sementara itu, libur akhir semester genap akan berlangsung selama dua minggu. Libur panjang ini dimulai pada 27 Juni 2022 mendatang.

Melansir kalender akademik tiap daerah, secara umum libur kenaikan kelas akan berlangsung pada pekan terakhir bulan Juni 2022 hingga pekan pertama bulan Juli 2022. Berikut jadwal libur panjang 2022 tahun pelajaran 2021/2022 selengkapnya.

Jadwal Libur Panjang Sekolah 2022 di DKI Jakarta

  • Penilaian akhir tahun: 13-17 Juni 2022
  • Penyerahan rapor belajar: 24 Juni 2022
  • Libur akhir semester genap: 27 Juni-9 Juli 2022
  • Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan proses administrasi kelas: 11-13 Juli 2022

Jadwal Libur Panjang Sekolah 2022 di Jawa Barat

  • Prakiraan penilaian akhir tahun: 6-18 Juni 2022
  • Penetapan rapor semester genap dan penentuan kelulusan pelajar kelas terakhir: 24 Juni 2022
  • Pembagian rapor semester genap: 24 Juni atau 25 Juni 2022
  • Libur akhir semester genap: 27 Juni-17 Juli 2022

Jadwal Libur Panjang Sekolah 2022 di Yogyakarta

  • Penilaian akhir tahun: 10-16 Juni 2022
  • Porsenitas: 20-23 Juni 2022
  • Pembagian laporan hasil belajar (kenaikan kelas): 24 Juni 2022
  • Libur akhir tahun pelajaran 2021-2022: 25 Juni-9 Juli 2022

Jadwal Libur Panjang Sekolah 2022 di Jawa Timur

  • Penyerahan rapor semester genap: 25 Juni 2022
  • Libur akhir semester genap: 27 Juni-17 Juli 2022
  • Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS): 12-14 Juli 2021

Jadwal Libur Panjang Sekolah 2022 di Bali

  • Penyerahan rapor semester genap: 3-4 Juni 2022
  • Libur khusus: 6-11 Juni 2022
  • Libur akhir semester genap: 13-25 Juni 2022
  • Libur akhir tahun pelajaran: 27 Juni-9 Juli 2022

Baca juga: Refleksi Pendidikan Pasca-Pandemi Covid-19

Selain libur akhir semester genap atau kenaikan kelas, siswa juga akan berjumpa dengan libur nasional. Jadwal libur nasional ini telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 menteri Nomor 963 Tahun 2021, Nomor 3 Tahun 2021, Nomor 4 Tahun 2021 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2022.

Jadwal Libur Nasional 2022

  • Sabtu, 1 Januari 2022: Tahun baru Masehi 2022
  • Selasa, 1 Februari 2022: Tahun baru Imlek 2573
  • Senin, 28 Februari 2022: Isra Miraj Nabi Muhammad SAW
  • Kamis, 3 Maret 2022: Hari suci Nyepi tahun baru Saka 1944
  • Jumat, 15 April 2022: Wafat Isa Almasih
  • Minggu, 1 Mei 2022: Hari Buruh Internasional
  • Senin dan Selasa, 2-3 Mei 2022: Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah
  • Senin, 16 Mei 2022: Hari Raya Waisak 2566 BE
  • Kamis, 26 Mei 2022: Kenaikan Isa Almasih
  • Rabu, 1 Juni 2022: Hari lahir Pancasila
  • Sabtu, 9 Juli 2022: Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah
  • Sabtu, 30 Juli 2022: Tahun baru Islam 1444 Hijriah
  • Rabu, 17 Agustus 2022: Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
  • Sabtu, 8 Oktober 2022: Maulid Nabi Muhammad SAW
  • Minggu, 25 Desember 2022: Hari Raya Natal

Melihat jadwal di atas, sebelum memasuki libur panjang 2022, libur sekolah terdekat akan jatuh besok, Rabu (1/6/2022) untuk memperingati Hari Lahir Pancasila. Selamat berlibur!

Ditulis pada Pendidikan | Tag , , | Tinggalkan komentar

Sejarah Hari Lahir Pancasila yang Diperingati 1 Juni, Bermula dari BPUPKI

Sejarah Hari Lahir Pancasila yang Diperingati 1 Juni, Bermula dari BPUPKI

Hari Lahir Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni. Peringatan ini berawal dari rapat BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Cosakai. Pada momen inilah istilah tersebut mulai diperkenalkan.
Disebutkan dalam laman BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila), Hari Lahir Pancasila dimulai ketika sidang pertama BPUPKI. Sidang itu sendiri dibuka tanggal 28 Mei 1945. Meski begitu, topik mengenai dasar negara dibahas pada sidang hari selanjutnya.

Sidang BPUPKI sendiri dilatarbelakangi kekalahan Jepang saat Perang Pasifik. Demi memenangkan hati rakyat Indonesia, mereka menjanjikan kemerdekaan dan membuat lembaga untuk mempersiapkan hal ini. Lembaga itulah Dokuritsu Junbi Cosakai.

Saat sidang pertama berlangsung pada 29 Mei 1945, para anggota BPUPKI mendiskusikan tema dasar negara. Sidang BPUPKI yang pertama dilakukan selama lima hari.

Sewaktu rapat tanggal 29 Mei 1945, Muhammad Yamin mengusulkan dasar negara berupa Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, serta Kesejahteraan Rakyat.

Sejarah Munculnya Istilah Pancasila

Selanjutnya, pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengutarakan gagasan dasar negara yang disebut dengan Pancasila. Saat itulah hari lahirnya Pancasila.

Panca artinya lima. Sementara, sila bermakna prinsip atau asas.

Pada waktu itu, Soekarno menyampaikan lima dasar negara bangsa Indonesia, di antaranya sila pertama “Kebangsaan”, sila kedua “Internasionalisme atau Perikemanusiaan”, sila ketiga “Demokrasi”, sila keempat “Keadilan Sosial”, lalu sila kelima “Ketuhanan yang Maha Esa”.

Demi tujuan menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat UUD yang didasari kelima asas itu, maka BPUPKI membuat panitia Sembilan. Orang-orang yang menjadi anggota panitia Sembilan adalah Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Achmad Soebardjo, Mr. AA Maramis, dan Abdul Kahar Muzakir.

Baca juga: Profil Buya Syafii Maarif: Mantan Ketum PP Muhammadiyah, Pejuang Pendidikan

Pada 22 Juni 1945, Pancasila dirumuskan ke dalam Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Kemudian, satu hari pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, 18 Agustus 1945, Pancasila disahkan sebagai dasar negara dalam sidang BPUPKI. Pancasila disetujui dalam Mukadimah UUD 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah.

Penetapan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni diresmikan pada 2016 lalu. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan hal ini melalui peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Merdeka, Bandung.

Ketetapan Hari Lahir Pancasila juga tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 Presiden Joko Widodo.

Ditulis pada Pendidikan | Tag , , | Tinggalkan komentar

Refleksi Pendidikan Pasca-Pandemi Covid-19

DATA WHO, Virus Corona muncul dan menjadi wabah sejak Desember 2019 di Wuhan, China. Pertengahan Maret 2020, perkembangan Corona menyebar ke seluruh dunia. Indonesia terdampak dan akhirnya memutuskan pembelajaran dari rumah. Pembelajaran onsite seperti mati suri, kelas-kelas sunyi, kursi-kursi berdebu, sekolah seperti tidak ubahnya bangunan yang tengah tidur. Dampak Pandemi Covid-19 menimbulkan trauma yang dirasakan lama sampai beberapa tahun mendatang.

Baca Juga : Profil Buya Syafii Maarif: Mantan Ketum PP Muhammadiyah, Pejuang Pendidikan

Para guru berjumpalitan memahami dunia digital yang merangsek. Mau tidak mau, guru-guru sepuh, senior harus berjuang keras memahami pembelajaran digital. Bagaimana mengenal share screen di Zoom, membuat soal di Google Form, menulis dan menggambar di alat bernama drawing pad. Dituntut keadaan, urgen dan harus, maka akhirnya terkuak bahwa selama ini banyak guru malas belajar karena belum berada pada posisi terpojok, kepepet. Dipaksa keadaan ternyata pengetahuan, teknologi bisa dimengerti.

Masalahnya ada di mindset. Kalau sudah terpikir tidak bisa, maka dengan segala alasan guru dan praktisi pendidikan akan menghindari dan mencari cara memakai cara lain selain memahami teknologi digital. Sudah ada penolakan, merasa sudah senior, tua tidak harus belajar lagi, meng-upgrade pengetahuan dan keterampilan cukup mengandalkan pengalaman dan hapalan yang melekat di kepala. Bermodal galak dan menekan siswa pembelajaran berlangsung.

Dampak bagi anak didik terpaksa belajar atau mengomel di belakang. Mereka menganggap gurunya kuno dan kurang update (kudet). Sedangkan guru masa bodoh, toh sudah digaji dan banyak tunjangan yang membuat guru nyaman (kalau di kota besar seperti Jakarta).

Tapi lihat saja guru di pelosok, di daerah yang APBD-nya kurang, bagaimana nasib guru? Untuk membeli laptop yang mampu untuk presentasi Zoom, Google Meet bukan hal yang mudah. Bukan seperti cerita indah dari guru-guru negeri dan guru swasta elite di kota besar. Guru harus mencari hutangan, mencari tambahan pekerjaan agar bisa tetap bertahan dalam kesederhanaan kalau tidak bisa dibilang serba terbatas.

Saya kebetulan guru dan sangat beruntung berada di institusi pendidikan yang mapan. Meskipun Covid-19 cukup berpengaruh terhadap perekonomian, masih bersyukur sampai saat ini mampu menikmati hidup dan belajar memahami dan mengikuti pembelajaran berbasis digital. Di usia yang sudah lebih dari kepala lima, saya semangat belajar, memahami aplikasi digital belum kendor, meskipun harus cukup belajar dan terus menerus bertanya pada yang lebih muda.

Covid-19 mengajarkan betapa manusia tidak boleh gampang kaget dan kemudian terbirit-birit, terpaksa belajar kalau tidak ingin ketinggalan. Bersyukur karena proses menulis membuat semangat belajar tidak pernah kendor. Itulah gunanya rutin menulis karena mau tidak mau saya ditantang untuk terus belajar dan belajar. Covid-19 telah banyak mengubah banyak hal. Banyak orang menjadi reflektif, ketika sering berada di rumah, membuat banyak manusia sadar pentingnya kesehatan dan bagaimana mencegah terjangkitnya virus dengan protokol kesehatan.

Tahun di mana penyakit meneror dan banyak yang menjadi korban menjadi pembelajaran bahwa manusia ternyata makhluk lemah, tidak berdaya ketika ada penyakit yang membuat orang yang kekar dan gagah perkasa pun terkapar kalau tidak menjaga kesehatannya. Kini Covid-19 hampir menjadi endemik. Mungkin virusnya hampir sama dengan penyakit lain, sudah ada antibodi, vaksin yang bisa mengurangi dampak virus Covid-19.

Ditulis pada Pendidikan | Tag , , , , , , | Tinggalkan komentar

Profil Buya Syafii Maarif: Mantan Ketum PP Muhammadiyah, Pejuang Pendidikan

Kabar duka datang dari organisasi masyarakat (ormas) Muhammadiyah. Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif tutup usia pada Jumat (26/5/2022). Buya Syafii, begitu sapaan akrabnya, mengembuskan napas terakhir di RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Sleman, Yogyakarta. “Muhammadiyah dan bangsa Indonesia berduka. Telah wafat Buya Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif pada hari Jumat tgl 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir seperti dikutip dari keterangan resminya, Jumat.

Baca Juga : Viral Unggahan Pentingnya Nilai Ujian, Ini Kata Psikolog Pendidikan

Buya Syafii sebelumnya sempat dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, pada Sabtu (14/5/2022) karena mengalami sesak napas. Pihak rumah sakit sempat menyebut kondisi Buya Syafii telah membaik.

Berikut profil dan rekam jejak Buya Syafii semasa hidup. Profil Ahmad Syafii Maarif Ahmad Syafii Maarif atau akrab dipanggil Buya Syafii dikenal sebagai salah satu tokoh dan pemikir Islam di Indonesia. Ia lahir di Sumpur Kudus, Sumatera Barat, 31 Mei 1935. Masa kecil Syafii banyak dihabiskan di kampung halaman. Ia menempuh pendidikan dasardi sekolah rakyat di Sumpur Kudus, lantas melanjutkan studi ke Madrasah Mualimin di Balai Tengah, Lintau, Sumatera Barat.

Syafii merantau ke Jawa dan melanjutkan pendidikan di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah di Yogyakarta. Lulus dari madrasah tersebut, dia mengabdi di sebuah lembaga pendidikan yang dikelola organisasi Muhammadiyah di Lombok, Nusa Tenggara Timur. Pengabdiannya dilakukan selama setahun. Tuntas menjalani masa pengabdian, Syafii melanjutkan pendidikan ke Universitas Cokroaminoto Surakarta di Fakultas Hukum.

Ditulis pada Pendidikan | Tag , , , , | Tinggalkan komentar